Tak Perlu Jauh – Jauh ke Solo, Kini Kamu Bisa Menikmati Surabi Notosuman di Kota Bandung

Negara Indonesia terkenal dengan tempat – tempat wisata dengan destinasi yang sangat luar biasa. Ini terbukti banyak tempat wisata atau destinasi di Indonesia yang sangat luar biasa. Hal ini terbukti dengan adanya tempat wisata atau destinasi wisata Indonesia yang menjadi sorotan publik baik dari Indonesia sendiri atau dari luar negeri. Akan tetapi tak hanya tempat wisata saja yang diunggulkan namun ada beberapa kelebihan Indonesia misalkan saja seperti dalam hal wisata kuliner yang tentunya sangat kaya dengan makanan – makanan yang bisa membuat lidah bergoyang. Salah satu kuliner khas Indonesia yang hingga saat ini masih eksis adalah Surabi. Rasanya sudah tak asing lagi ketika pertama kali mendengar kuliner yang satu ini. Surabi merupakan jajanan pasar tradisional yang berasal dari Indonesia. Ada dua jenis surabi yang bisa kamu nikmati yaitu surabi manis yang menggunakan kinca (gula merah cair) dan surabi asin dengan taburan oncom yang telah di bumbui di atasnya. Nah, jika saat ini kamu ingin menikmati surabi khas Solo yaitu Surabi Notosuman maka kini tak perlu jauh – jauh ke Solo untuk menikmatinya. Cukup berkunjung ke Kota Bandung saja maka kamu sudah bisa menikmati kuliner khas Solo yang satu ini. Tepatnya di Jalan Bengawan No. 69 C, Bandung, Jawa Barat. Surabi Notosuman merupakan surabi khas Solo yang sudah ada sejak tahun 1923 dan masih mempertahankan keasliannya dan tak ada komposisi surabi yang dirubah. Untuk varian rasanya pun terdiri dari rasa original dan rasa cokelat. Karena saking terkenalnya, kini Surabi Notosuman sudah banyak cabangnya di kota – kota besar di Indonesia. Saat ini Surabi Notosuman dikelola oleh generasi ketiga yakni Handayani. Untuk di Kota Bandung sendiri, Surabi Notosuman sudah berdiri sejak 6 tahun yang lalu. Untuk bahan bakunya sendiri berupa Tepung Beras di datangkan langsung dari Solo dan masih dalam berbentuk beras. Dalam prosesnya, beras tersebut dihaluskan hingga menjadi tepung lalu diberi tambahan gula pasir, garam, dan santan namun dibagi menjadi dua adonan yaitu adonan tepung beras yang telah halus dan adonan santan yang telah mengandung garam dan gula. Ketika akan dimasak di dalam tungku khas surabi, adonan yang terlebih dulu masuk adalah tepung beras lalu menyusul adonan santannya. Jika dilihat dari penampilannya, Surabi Notosuman tak jauh berbeda dengan Surabi Bandung yaitu berwarna putih dan berbentuk bulat. Hanya saja yang membedakan yaitu ukurannya yang sedikit lebih tipis yang mengering di sekelilingnya. Untuk rasanya pun sedikit berbeda karena Surabi Notosuman lebih dominan manis namun rasa gurihnya pun masih tetap terasa apalagi jika disajikan dengan keadaan panas. Ketika baru matang, tekstur bagian dalam serabi masih sedikit basah, sebaliknya serabi dingin sama sekali tak basah. Sensasi gurih lebih terasa saat masih panas. Baik panas maupun dingin, tekstur serabi sama lembutnya. Varian cokelat berasal dari meses yang ditaburkan saat serabi matang di dalam tungku. Setelah didiamkan beberapa saat, serabi cokelat sudah bisa ditiriskan. “Serabi ini ada pinggirannya. Kalau masih panas rasanya krispi renyah. Untuk dibawa pulang, serabi digulung daun pisang,” ujar penanggungjawab Kedai Serabi Notosuman Bandung, Sarwanto, saat ditemui di lokasi, kemarin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.