Masih ingat slogan 3 A milik Jepang yang begitu populer lebih dari setengah abad yang lalu? Ya, dengan slogan itu Jepang menguasai dunia. Dengan slogan keramat tersebut, Jepang menobatkan dirinya sebagai dewa penolong yang akan mendamaikan dunia, termasuk Indonesia. Itulah 3A versi Jepang. Lain lagi dengan konsep 3A versi Kementerian Pariwisata. Sebagai upaya mendongkrak potensi pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun mendatang, pemerintah melalui Kemenpar telah menggagas konsep 3A yang bermakna “ Atraksi, Akses, dan Amenitas”. Perbedaannya dengan konsep 3A ala Jepang terletak pada niat baik yang diusung di belakang slogan tersebut. Bila logo 3A yang dipasang Jepang atas nama pergerakannya adalah dalam rangka menguasai dunia, maka konsep 3A versi Kemenpar adalah dalam rangka menguasai pasar pariwisata dunia.Saat ini, salah satu kota di Indonesia yang dinilai berhasil mempraktikkan konsep 3 A ala Kemenpar tersebut adalah Kota Palembang. Kota ini dinilai sangat menyatu dengan konsep tersebut, yakni ditandai dengan banyaknya atraksi-atraksi budaya yang menarik setiap tahunnya. Arief Yahya, Menteri Pariwisata saat ini menyatakan bahwa Palembang dinilai atraktif untuk menggelar Musi Jazz Sriwijaya Festival 2016 pada 27 Februari 2016 nanti. Dengan digelarnya festival musik tersebut, diharapkan ke depannya orang tidak lagi mengenal Palembang sebatas kota Mpek-Mpek, kota Jembatan Ampera atau pun kota berasap setiap tahunnya. Arief menyatakan bahwa festival ini harus berorientasi jangka panjang sehingga dapat menjadi agenda tahunan. Kemenpar dalam hal ini akan mendukung sepenuhnya kegiatan promosi event akbar terbaru tersebut.Musi Jazz Sriwijaya Festival Akan Saingi Festival Jazz Berkelas Dunia. Sasaran akhir dari event berskala internasional ini adalah untuk menyaingi festival-festival Jazz yang sudah mendunia semacam New Orleans Jazz di Amerika Serikat. Bila festival Jazz ala Sungai Musi ini dapat berlangsung lancar dan menjadi agenda tahunan, bukan tidak mungkin suatu saat Palembang akan dikenal sebagai kota Jazz di Asia Tenggara atau bahkan di Asia. Dalam festival yang akan digelar bulan ini tersebut, diprediksi ribuan pencinta musik Jazz di seluruh dunia akan berkumpul di Kota Palembang. Di situ lah peluang untuk memasarkan industri pariwisata budaya Palembang ke mata dunia Internasional. Asumsi senada juga diungkapkan oleh Plt Kepala Disbudpar Provinsi Sumatera Selatan, Irene Camelyn.Pada sebuah acara pertemuan bersama Kementerian Pariwisata, Minggu, 14/2/2016, Irene mengatakan bahwa festival Jazz Musi ini berpeluang besar dalam mengangkat nama Sumatera Selatan dan tentu saja Indonesia di mata dunia, persisnya melalui musik Jazz. Musi Jazz Sriwijaya juga telah digelar pada 2015. Sebagaimana harapan pihak penyelenggara, pada saat festival digelar setahun yang lalu itu, hotel-hotel di Kota Palembang terisi penuh selama berhari-hari. Bukan itu saja, jasa rental kendaraan juga mendapatkan sinyalemen positif. Bagaimana tidak, pada saat festival digelar, tidak kurang dari 5 ribu penonton datang ke Gedung Palembang Sport and Convention Centre untuk menyaksikan Musi Jazz Sriwijaya Festival. Mereka Yang Tampil Musik Jazz adalah musik kelas atas. Oleh sebab itu, para musisinya pun adalah musisi berkelas. Dalam festival Jazz 2015 yang lalu, beberapa musisi kenamaan hadir di arena Musik Jazz Sriwijaya Festival. Satu yang paling mentereng di antara musisi lainnya adalah Ermy Kullit. Untuk tahun 2016, Kedutaan Besar Amerika Serikat ikut dilibatkan dalam promosi artis Jazz internasional lainnya.Digadang-gadang, Soul Inscribed akan menjadi bintang tamu di festival Musi Jazz tahun ini. Soul Inscribed adalah musisi Jazz semi hip-hop dan R&B yang berasal dari Newyork, USA. Tentunya, para penggila Jazz di tanah air pasti sudah tidak asing lagi dengan nama musisi yang satu ini. Bila ingin melihat atraksinya, silakan segera pesan kamar hotel dan perlengkapan lainnya di Kota Palembang.
- Home
- Gerakan 3 A Di Palembang: Strategi Jitu Kepariwisataan