Wisata Religi di Masjid Kuba, Bau – Bau

Terdapat beberapa pilihan obyek wisata yang terdapat di Indonesia yang bisa kamu kunjungi ketika liburan tiba. Salah satunya adalah wisata religi yang menarik untuk dijalani. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan sejarah masuknya Islam ke Indonesia membutuhkan waktu yang sangat panjang. Atas nilai sejarah inilah kita dapat mengenal beberapa masjid – masjid yang menyimpan nilai sejarah, salah satunya adalah Masjid Kuba yang terdapat di Kabupaten Bau – Bau, Sulawesi Tenggara. Sejarah Berdirinya Masjid Masjid Kuba ini didirikan pada tahun 1826 dan dimana pada waktu itu ada di masa Kerajaan Buton yang berada di bawah pimpinan Sultan Buton XXIX, Muhammad Idrus Kaimuddin. Jika kamu melihat dari segi tampilan luarnya yang berwarna putih, kamu tak akan menyadari jika bangunan putih tersebut merupakan tempat ibadah. Bangunan masjid tersebut memiliki bentuk desain yang menyerupai rumah biasa seperti yang dihuni oleh masyarakat sekitar, namun siapa sangka ternyata bangunan ini menyimpan sejarah awal berdirinya dan menjadi daya tarik bagi siapa saja yang berkunjung. Pembangunan masjid ini dilakukan setelah Keraton Kerajaan Buton mengalami kebakaran hebat dan kerusakan parah. Lalu kemudian keluarga kerajaan ini diungsikan ke daerah Baadia dan kemudian membuka perkampungan baru. Dengan dibukanya perkampungan tersebut, maka kerajaan tersebut menetap disana dan membangun sebuah masjid. Saat membangun masjid ini maka terpikirlah untuk membuat desain dari Masjid Kuba yang ada di Madinah. Masjid tua ini berada di Sulawesi Tenggara dan tidak memiliki bedug seperti masjid pada umumnya. Ketiadaan bedug ini juga terinspirasi dari pembuatan replika Masjid Kuba di Madinah yang juga tidak disediakan bedug. Di sekitar halaman masjid terdapat makam keluarga kerajaan. Salah satu dari makam tersebut terdapat makam dari Sultan Buton XXIX. Keberadaan makam di sekitar masjid menjadikan masjid ini sebagai lokasi wisata religi yang dapat menarik banyak orang untuk berkunjung. Selain hanya untuk menapaktilasi Kerajaan Buton, para pengunjung yang datang pun untuk melakukan ibadah di masjid tersebut dan melihat perjalanan sejarah Islam di Tanah Air. Desain Arsitektur Masjid Kuba Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa desain masjid ini tak jauh berbeda dengan rumah penduduk sekitar. Jika kita lihat, kebanyakan masjid memiliki kubah yang melengkung di atapnya, namun berbeda dengan masjid ini yang hanya atap biasa seperti rumah. Selain atap yang berbentuk seperti rumah, hal lainnya yang membuat masjid ini berbeda dengan masjid lainnya adalah keberadaan pintu dan jendela yang berjumlah 12 buah sehingga terlihat bukan merupakan sebuah masjid. Sementara di dalam masjid tersebut kamu bisa melihat empat buah tiang yang dapat menopang berdirinya masjid tertua ini. Meskipun usianya sudah cukup tua namun masjid ini hingga sekarang masih digunakan sebagai tempat beribadah dan toa untuk mengumandangkan adzan pun masih berfungsi dengan normal Meskipun memiliki bentuk yang menyerupai rumah warga sekitar, masjid ini sempat mengalami renovasi beberapa kali dan tidak memberikan banyak perubahan pada fisik dan desain masjid. Renovasi terakhir dilakukan semasa Pemerintahan Sultan Buton XXIX. Namun keunikan dari bentuknya yang sederhana ternyata cukup mencengangkan. Masyarakat setempat percaya bahwa tempat berdirinya masjid merupakan pusat bumi. Sehingga kumandang suara adzan menggema seperti suara adzan di tanah suci, dan konon lubang di dalam masjid jika ditelusuri menjadi jalan menuju ke Mekkah. Mempercayainya atau tidak mempercayainya, yang pasti saat kam melakukan wisata religi di Masjid Kuba ini tidak akan mengecewakan. Disana kamu akan mendapatkan banyak nilai bersejarah dan dapat melihat bagaimana perjalanan Kerajaan Buton. Mendekati Bulan Ramadhan masjid ini akan dipenuhi oleh pengunjung, berbeda ketika kamu berkunjung di hari – hari biasa yang tidak begitu padat dan ramai. Masjid Kuba ini memberikan banyak daya tarik bagi para pengunjungnya. Maka jika kamu sedang berkunjung ke Provinsi Sulawesi Tenggara jangan lupa untuk datang ke daerah Bau – Bau untuk berwisata religi disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.