Terdapat sebuah bangunan rumah yang unik dan kokoh meskipun bahan tiangnya hanya dari tanah liat. Rumah tanah ini tepat berada di Desa Sianjur Mula-mula, arah barat dari Pangururan, Samosir, Sumatera utara. Para wisatawan yang berkunjung seringkali memilih rumah tanah ini sebagai background yang unik dan menarik dan tak sedikit pula yang percaya bahwa desa dari rumah tanah ini adalah desa tertua dan menjadi tempat dimana Raja Batak itu tinggal untuk pertama kalinya.Kokoh meski terbuat dari tanah liatSecara keseluruhan, rumah tanah ini mempunyai dinding yang berbahan dari tanah liat. Tanah ini pun kokoh hingga tak mencair meskipun diguyur hujan yang begitu deras. Padahal, rumah tanah ini telah berumur 300 tahun. Usia yang sangat tua, tetapi tak menjadikan bangunan ini termakan usia. Tampak kuat menopang pasak dan berdiri dengan bersahaja meskipun tampak usang.Menurut pendapat penduduk setempat, rumah tua ini ada pemiliknya yakni nenek tua. Adapun nenek berusia 80 tahun tersebut adalah pewaris secara turun menurun dari sang pemiliknya. Kini, nenek tersebut seringkali meninggalkan bangunan unik ini karena menginap di tempat saudara. Sekalipun rumah ini seringkali tak berpenghuni, akan tetapi, rumah tua ini adalah objek yang paling dicari oleh para wisatawan untuk berfoto bersama.Sisi unik dari rumah tanahSisi unik dari bangunan ini pun begitu terlihat jelas, yang mana hunian bertembok tanah liat dan pintu kayu ini masih utuh seperti sedia kala. Tak terlihat ada sedikitpun cidera, sekalipun diguyur hujan dan panas yang tak menentu. Terlihat begitu kokoh tak tergoyahkan, meski usia yang mencapai ratusan tahun lamanya dan masih saja demikian. Terlihat berbeda dari yang lain, namun tak membuat rumah ini terasingkan.Masyarakat Batak yang tinggal di pulau Samosir, percaya bahwa suku Batak yang pertama berasal dari Desa Sianjur Mula-mula yang tepatnya di Pucuk bukit. Wilayah Sianjur Mula-mula ini adalah salah satu dari 9 kecamatan di Samosir. Desa ini diselimuti oleh deretan tanah perbukitan yang indah dan hijau, di sepanjang bukit itu pun terdapat petak-petak sawah yang terbujur dengan rapi. Secara pastinya, atmosphere yang demikian semakin menambah kenyamanan untuk menuju ke area wisata budaya dan sejarah tersebut. Hingga menjadikan sepanjang perjalanan menuju destinasi melewati rute-rute yang menarik, asri dan bersahabat.Salah satu wisatawan bernama Pia pun mengatakan bahwa bangunan rumah di sekitar desa ini pada umumnya ialah rumah khas adat Batak atau modern. Hanya saja, terdapat hunian yang tampak unik yakni rumah dengan dinding tanah atau disebut sebagai rumah tanah. Namun sayangnya, ia tak mendapatkan informasi lebih detail seputar tempat tinggal unik itu karena sang penghuni sedang tak ada di rumah, dan hanya sekedar foto-foto saja sebagai hal yang dapat dilakukan.Tampilan unik dari rumah tanah ini memang sangat berbeda, tampak seperti rumah yang diselimuti oleh tanah liat kering. Akan tetapi tidak, karena memang rumah ini berbahan tanah liat itu sebagai dindingnya secara keseluruhan. Kemudian bagian pintunya pun kayu dan atapnya dari barisan genting yang tersusun miring dengan teratur. Tanah liat yang umumnya mudah memudar saat terguyur hujan.
- Home
- Tangguhnya Rumah Tanah di Desa Tertua Pulau Samosir Meski Berumur Telah Berumur 300 Tahun