Pahami Fungsi Aturan Menjaga Punggung Kursi Pesawat Tegak di Masa Kritis

Naik pesawat menjadi salah satu moda transportasi yang kini semakin banyak dipilih, tidak hanya dikalangan pebisnis namun juga oleh traveler. Bersama transportasi udara memungkinkan waktu perjalanan yang ditempuh lebih pendek meski jaraknya cukup jauh. Sebab lewat udara tidak terbentur oleh jalur jalan yang bisa lebih panjang untuk menghindari pemukiman atau sebagainya. Kemudian juga tidak ada kemungkinan macet dan perlu menunggu lampu lalu lintas berubah dari merah ke hijau. Aturan Remeh saat Naik Pesawat yang Wajib Ditaati Pengalaman naik pesawat juga memberikan kenyamanan tersendiri, sebab bisa duduk manis dan melihat awan bertebaran di langit. Jika dahulu penumpang pesawat didominasi oleh mereka yang berkantong tebal kini kondisinya sudah semakin berubah. Tarif yang semakin murah namun memberikan pelayanan dan fasilitas terbaik membuatnya bisa menyentuh semua kalangan. Terlepas dari segala nilai lebih yang diberikan naik pesawat juga memberikan banyak aturan yang wajib ditaati. Ada banyak sekali aturan di dalam kabin pesawat yang terdengar sepele namun menekankan kewajiban yang tidak bisa digugat. Sebagai penumpang yang paham bahwa keselamatan selama perjalanan adalah tanggung jawab bersama. Maka sebaiknya mematuhi aturan tersebut dan benar-benar menjalankannya sesuai dengan instruksi petugas kabin. Beberapa peraturan aneh yang terdengar tidak berpengaruh pada keselamatan mengudara antara lain membuka penutup jendela, menjaga kursi tetap tegak di moment tertentu, dan lain sebagainya. Salah satu aturan yang sering ditegaskan oleh awak kabin ialah mengenai menjaga kursi tetap tegak di masa kritis. Saat naik pesawat ada banyak kondisi yang dikategorikan ke dalam fase kritis, seperti saat terbang diantara badai, pesawat lepas landas, hingga pendaratan. Aturan untuk membuat kursi penumpang tetap dalam posisi tegak meski sederhana ternyata menyimpan banyak manfaat dari segi keselamatan penumpang yang bersangkutan. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Benny Siga Butarbutar bahwa aturan ini sangat penting dalam dunia penerbangan. Bapak Benny merupakan bagian Humas dari Indonesia National Air Transport Association atau INACA juga menjabat sebagai Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia. Beliau menuturkan bahwa menjaga kursi penumpang tetap tegak di fase kritis semata-mata untuk keselamatan para penumpang. Bukan keselamatan awak kabin, sehingga perlu dipahami sebab kecelakaan di udara kecil sekali kemungkinan untuk selamat. Maka upaya preventif untuk menjaga keselamatan sangat penting dilakukan dan disadari bagaimana kiatnya. Fungsi Bangku yang Tegak Menjaga kursi penumpang tetap dalam kondisi tegak memiliki dua fungsi utama yang berhubungan dengan keselamatan penerbangan. Fungsi tersebut adalah: 1. Memaksimalkan kesadaran penumpang, Punggung kursi yang tegak sempurna membuat peredaran darah ke otak dan organ penting lainnya lebih optimal. Hal ini memungkinkan sang penumpang memiliki kesadaran penuh dan bisa segera mengambil tindakan. Ketika mendapati kondisi genting, misal terjadi badai yang membuat penerbangan terganggu. Jika dibiarkan turun ke bawah dan kepala dalam posisi tiduran membuatnya tidak siaga dan bingung menyelamatkan diri. 2. Membantu penumpang di belakangnya menyelamatkan diri, Punggung kursi yang dibuat tidak tegak untuk tiduran membuat ruang gerak penumpang di belakangnya lebih terbatas. Jika tidak mematuhi aturan dan kebijakan penerbangan tersebut bisa membahayakan diri sendiri dan penumpang di belakangnya. Sebab penumpang lain tersebut akan kesulitan untuk menyelamatkan diri ketika kursi di depannya memakan tempatnya bergerak dan berdiri. Sedari sekarang usahakan menjaga punggung kursi tegak saat berada di situasi kritis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.