Banyuwangi sekarang ini kian gencar untuk mempromosikan wisata daerah mereka, mulai dari serangkaian iklan yang dilakukan hingga beberapa program festival. Tak kalah dengan itu memang patut untuk di acungi jempol karena usaha mereka membuahkan hasil yang sangat bagus. Berada tak terlalu jauh dengan Bali, hanya beberapa jam dengan menyeberang laut banyak diantara wisatawan asing yang ikut mampir ke daerah ini, tentunya dengan berkunjung ke obyek wisata alam hingga budaya. Di musim libur panjang seperti saat ini misalnya, rencananya Banyuwangi akan mengadakan acara bertajuk Using Culture Festival yang akan diadakan pada Sabtu 7 mei 2016 di desa banjar, berbeda dengan festival, yang umum diadakan oleh daerah-daerah lainnya karena disini Banyuwangi akan mengangkat tema Agraria dari masyarakat, selain untuk memperkenalkan wisata alamnya ia juga akan menampilkan beragam wisata budaya dari daerah tersebut, seperti diantaranya tari gandrung, tak main-main karena yang melakukan tarian ini 1208 penari. Sangat meriah jika Anda melihatnya sendiri. Karena memang kawasan yang satu ini dekat dengan pantai, secara langsung Anda dapat melihat tawaran wisata alam yang disajikan di depan mata, keindahan pasir putih dengan warna biru dari air laut. Di sepanjang kawasan ini satu hal lagi yang menjadi keunikan yaitu sebuah rumah yang diberi nama sebagai rumah apung underwater, apa yang bisa dilakukan disini?, kegiatan menyenangkan dengan memberi maka ikan secara langsung. ratusan ikan kecil yang juga termasuk dalam hewan yang tengah dibudidayakan akan langsung menyerbu Anda saat pertama kali menjatuhkan panganan mereka. Untuk bisa menikmati serangkaian acara yang diadakan tersebut wisatawan hanya perlu datang, busa mengandalkan kendaraan pribadi atau dengan menaiki saran transportasi umum yang disediakan disini, sebagai salah cara untuk mengisi liburan panjang Anda tentunya. Dari serangkaian acara yang sudah dilakukan sebenarnya satu acara inti dan juga yang paling ditunggu oleh pengunjung yaitu sebuah acara sadap nira, tak hanya unik melainkan juga memiliki kesan mistis tersendiri, wajib untuk menyaksikan acara yang satu ini. Masyarakat yang tinggal di Desa banjar, khususnya adalah yang berada di bawah kaki Gunung Ijen memiliki beberapa penghasilan utama, diantaranya adalah berasal dari penjualan minuman yang berasal dari pohon nira, di beberapa daerah mengidentikkannya sebagai legen atau jika sudah lama maka ia akan menjadi minuman beralkohol cukup tinggi yaitu tuak hingga arak. Setidaknya ada 1000 pohon nira yang ada di kecamatan Licin tersebut. Umumnya tradisi penyadapan ini dilakukan secara terus menerus tahunnya, bukan hanya masalah budaya melainkan juga ada kepercayaan mistis terkait dengan diadakannya upacara tersebut. Saat acara penyadapan akan dilakukan maka ada tokoh tertentu yang menyanyikan kidung atau mantra-mantra, ia akan menggunakan pakaian hitam selama prosesi berlangsung, memang agak horror namun pada saat ini justru keseruannya. Tanpa adanya prosesi tersebut nira tak akan pernah keluar dari pohonnya. Prosesi selanjutnya adalah dengan trekking mengelilingi Desa banjar, disini masyarakat akan diajak mengarak pagelaran sendra tari dalam sadap nira. Satu keunikan disini adalah setelah upacara sadap selesai maka akan keluar air nira yang sangat berlimpah, bahkan bisa untuk diminum semua pengunjung yang ada disana. Hanya saja umumnya air nira yang diadakan diolah terlebih dahulu menjadi beragam makanan manis. Di banjar sendiri umumnya masyarakat akan menikmati dengan dicampurkan kopi, rasanya sangat nikmat, dianjurkan untuk konsumsi langsung agar tak ada kandungan alkoholnya.
- Home
- Menghabiskan Waktu Libur Panjang Mengunjungi Using Culture Festival Banyuwangi