Minum kopi sudah menjadi bagian dari kegiatan sehari – hari orang di Indonesia. Kamu sendiri mungkin saja juga salah satu dari sekian banyak pecinta minuman berkafein ini. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa Indonesia adalah salah satu penghasil kopi terbesar di dunia, tidak mengherankan jika kopi sudah jadi bagian hidup sehari-hari buat banyak orang. Namun di Belitung, budaya minum kopi ini ternyata sudah sangat mengakar, bahkan mungkin melebihi segala yang pernah kamu lihat di bagian lain Indonesia. Kamu bisa menyaksikan ini dengan mata kepalamu sendiri di Kota Manggar, Belitung Timur. Kalau kamu mengunjungi jalan utamanya, kamu pasti bakal takjub melihat warung – warung kopi berjejeran di kanan kiri jalan.Budaya Ngopi yang KentalKedai – kedai dan warung kopi tersebut berjejeran di dekat Tugu 1001 Warung Kopi. Bayangkan saja, tugu lambang kotanya sudah seperti ini, bagaimana dengan di dalamnya? Kamu bisa bayangkan betapa seringnya orang – orang sini menyeruput kopinya. Konon, masyarakat Belitung bisa meminum kopi dari empat sampai tujuh gelas kopi hanya dalam sehari!Budaya ngopi ini menjelaskan kenapa ada banyak warung khusus kopi yang berjejeran. Banyak penduduk Manggar, terutama nelayan, yang mengisi waktu kosong dengan meminum kopi, atau ketika break dari pekerjaan sehari – hari. Mereka menjadikan kunjungan ke warung kopi sebagai ritual mereka. Kenalan, berbagi gosip, saling membantu, dan menyebarkan informasi, semua bisa dilakukan via warung kopi. Kebiasaan ini sendiri ternyata sudah ada bahkan sejak Belanda masih menjajah Indonesia. Kopi – kopi dari Lampung dikirim dan mereka pun saling mengobrol sambil dengan santai menyeruput kopi masing – masing. Ketika banyak orang Tionghoa datang dan menjadi penambang timah, kebiasaan ini sendiri tetap dilanjutkan.Kota dengan 1001 Warung KopiKamu bisa menemukan ratusan, bahkan mungkin ribuan warung kopi di jalan utama Kota Manggar, dan di bagian-bagian lain kota. Pengunjungnya sendiri bukan cuma penduduk lokal, tapi juga wisatawan yang datang menikmati keindahan Belitung. Kalau kamu datang ke sini, salah satu warung yang bisa direkomendasikan adalah Warkop Millennium. Kedai kopi ini buka dari pukul 08.00 sampai 02.00 WIB, dan selalu ramai. Biasanya 500 cangkir kopi bisa habis cuma dalam sehari! Bahkan bisa sampai 3 kali lipat di akhir pekan atau liburan. Pemilik dari Warkop Millennium ini adalah Markus Joapinto. Beliau sendiri berkata bahwa tak ada rahasia di dalam racikan kopinya. Kopi hanya digoreng sesaat, digiling, direbus, lalu disaring saat akan disajikan. Kekuatan warung ini ada pada pelayanan dan inovasi, soalnya menurut Markus, cuma warungnya yang menjual macam-macam pelengkap seperti pisang, roti, singkong, dll.Cobain deh kopi susu dan kopi hitam polos (kopi O) yang jadi andalan warung ini. Harganya juga murah meriah. Kopi O harganya Rp 6.000,00, dan kopi susu Rp 7.000,00. Kamu yang ingin segar – segar juga bisa membeli jus seharga Rp 15.000,00. Uniknya, banyak wisatawan yang justru tak ingin makanan modern di samping kopi mereka. Kata Markus lagi, banyak pendatang ingin merasakan autentiknya makanan di warung kopi, jadi beliau pun menyesuaikan dengan permintaan.Lebih Terangkat dengan WisataSemenjak pemerintah Belitung membangun pariwisata di kawasan ini, tradisi kopi di Belitung pun semakin dikenal, terutama di Manggar yang terkenal dengan 1001 warung kopinya. Jadi kalau dulu warung dipenuhi pekerja tambang, sekarang diganti oleh para wisatawan, dan semuanya sama – sama menguntungkan penduduk setempat. Hal yang paling mendongkrak perekonomian adalah ketika Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang dan bandara serta hotel dibangun. Turis – turis pun berdatangan untuk menikmati Kopi asli BelitungTertarik? Silahkan datang ke Kota Manggar, dan cicipilah kopinya!
- Home
- Budaya Ngopi di Manggar, Belitung dan 1001 Warung Kopinya